Sifat Shalat Nabi (10)

CARA SUJUD

23- Lalu turun sujud dan bertakbir tanpa mengangkat tangan. Sujud yang
dilakukan adalah bersujud pada tujuh anggota tubuh.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma , Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ﺃُﻣِﺮْﺕُ ﺃَﻥْ ﺃَﺳْﺠُﺪَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﺒْﻌَﺔِ ﺃَﻋْﻈُﻢٍ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺠَﺒْﻬَﺔِ – ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧْﻔِﻪِ – ﻭَﺍﻟْﻴَﺪَﻳْﻦِ ، ﻭَﺍﻟﺮُّﻛْﺒَﺘَﻴْﻦِ
ﻭَﺃَﻃْﺮَﺍﻑِ ﺍﻟْﻘَﺪَﻣَﻴْﻦِ
“ Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan:
(1) Dahi
(termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya),
(2,3)
telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan
(6,7) ujung
kaki kanan dan kiri. ” (HR. Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa dahi dan hidung itu seperti satu
anggota tubuh. Untuk lima anggota tubuh lainnya wajib bersujud dengan
anggota tubuh tersebut.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Jika dari anggota tubuh tersebut tidak menyentuh lantai, shalatnya berarti tidak sah. Namun jika kita katakan wajib bukan berarti telapak kaki dan lutut harus dalam keadaan
terbuka. Adapun untuk telapak tangan wajib terbuka menurut salah satu
pendapat ulama Syafi’iyah sebagaimana dahi demikian. Namun yang lebih
tepat, tidaklah wajib terbuka untuk dahi dan kedua telapak
tangan.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 185)

24- Kemudian ketika sujud membaca “subhana robbiyal a’laa”.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Hudzaifah, ia berkata bahwa
< ﺃَﻧَّﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻜَﺎﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻓِﻰ ﺭُﻛُﻮﻋِﻪِ ‏« ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺭَﺑِّﻰَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ‏» .
ﻭَﻓِﻰ ﺳُﺠُﻮﺩِﻩِ ‏« ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺭَﺑِّﻰَ ﺍﻷَﻋْﻠَﻰ »
Ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau
mengucapkan ketika ruku’ ‘subhanaa robbiyal ‘azhim
(artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)’ dan ketika sujud, beliau mengucapkan ‘subhanaa robbiyal a’laa
(artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi).
(HR. Muslim no. 772 dan Abu Daud no. 871).

Begitu pula boleh mengucapkan,
ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺭَﺑِّﻰَ ﺍﻷَﻋْﻠَﻰ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ
“ Subhana robbiyal a’laa wa bi hamdih (artinya: Maha Suci Rabbku Yang
Maha Tinggi dan pujian untuk-Nya)”. Ini dibaca tiga kali . (HR. Abu Daud no. 870, shahih)

Begitu juga ketika sujud bisa memperbanyak membaca,
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻰ
“ Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii (artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku) “.
(HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484).

Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
ﺳُﺒُّﻮﺡٌ ﻗُﺪُّﻭﺱٌ ﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﺡِ
“ Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha
Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-). ” (HR. Muslim no.487)

25- Setelah itu bertakbir bangkit dari sujud tanpa mengangkat tangan.
Sebagaimana dalam hadits Muthorrif bin Abdullah, ia berkata,
ﺻَﻠَّﻴْﺖُ ﺧَﻠْﻒَ ﻋَﻠِﻰِّ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻰ ﻃَﺎﻟِﺐٍ – ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ﺃَﻧَﺎ ﻭَﻋِﻤْﺮَﺍﻥُ ﺑْﻦُ ﺣُﺼَﻴْﻦٍ ، ﻓَﻜَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺳَﺠَﺪَ
ﻛَﺒَّﺮَ ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺭَﻓَﻊَ ﺭَﺃْﺳَﻪُ ﻛَﺒَّﺮَ ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻧَﻬَﺾَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻛَﺒَّﺮَ ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﻴَﺪِﻯ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥُ ﺑْﻦُ
ﺣُﺼَﻴْﻦٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺪْ ﺫَﻛَّﺮَﻧِﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺻَﻼَﺓَ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – . ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻘَﺪْ ﺻَﻠَّﻰ ﺑِﻨَﺎ ﺻَﻼَﺓَ
ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ –
“ Aku dan Imron bin Hushain pernah shalat di belakang ‘Ali bin Abi Tholib
radhiyallahu ‘anhu. Jika turun sujud, beliau bertakbir. Ketika bangkit dari
sujud, beliau pun bertakbir. Jika bangkit setelah dua raka’at, beliau
bertakbir. Ketika selesai shalat, Imron bin Hushain memegang tanganku
lantas berkata, “Cara shalat Ali ini mengingatkanku dengan tata cara
shalat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau ia mengatakan,
“Sungguh Ali telah shalat bersama kita dengan shalat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. ” (HR. Bukhari no. 786 dan Muslim no. 393).

Hadits ini menunjukkan bahwa takbir intiqol (berpindah rukun) itu dikeraskan. Dan itu juga jadi dalil adanya takbir setelah bangkit dari sujud.

Dalam hadits Abu Hurairah juga disebutkan,
ﺛُﻢَّ ﻳُﻜَﺒِّﺮُ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺴْﺠُﺪُ ، ﺛُﻢَّ ﻳُﻜَﺒِّﺮُ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺮْﻓَﻊُ ﺭَﺃْﺳَﻪُ
“ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir ketika turun sujud.
Lalu beliau bertakbir ketika bangkit dari sujud. ” (HR. Bukhari no. 789 dan Muslim no. 392).

Adapun tanpa mengangkat ketika turun sujud atau bangkit dari sujud
adalah berdasarkan hadits,
ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻛَﻊَ ﻭَﻳَﺼْﻨَﻌُﻪُ ﺇِﺫَﺍ ﺭَﻓَﻊَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮُّﻛُﻮﻉِ ﻭَﻻَ ﻳَﺮْﻓَﻊُ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓِﻰ ﺷَﻰْﺀٍ ﻣِﻦْ ﺻَﻼَﺗِﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﻗَﺎﻋِﺪ
“ Jika beliau ingin ruku’ dan bangkit dari ruku’ (beliau mengangkat tangan).
Namun beliau tidak mengangkat kedua tangannya dalam shalatnya saat
duduk. ” (HR. Abu Daud no. 761, Ibnu Majah no. 864 dan Tirmidzi no. 3423. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Semoga menjadi bermanfaat...
Sumber Rumaysho.com

Comments

Popular posts from this blog

Anfiq unfiq alaik(a)

APAKAH MUNTAH BISA MEMBATALKAN PUASA

ENGKAU DAN HARTAMU ADALAH MILIK AYAHMU