MAKNA HIZBIYYAH


Al hizb secara bahasa artinya sekelompok manusia.

Dalam kitab Lisaanul
Arab disebutkan:
ﺍﻟﺤِﺰْﺏُ : ﺟَﻤﺎﻋﺔُ ﺍﻟﻨﺎﺱِ، ﻭﺍﻟﺠﻤﻊ ﺃَﺣْﺰﺍﺏٌ
“ Al hizb artinya sekelompok manusia, jamaknya: ahzaab ”

Secara istilah, al hizb memiliki beberapa makna:
1. An nashir , artinya penolong; pembela. Sebagaimana dalam ayat:
ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻝَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺣِﺰْﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻐَﺎﻟِﺒُﻮﻥَ
“ barangsiapa loyal kepada Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman (adalah para wali Allah). Sesungguhnya hizbullah itu adalah
orang-orang yang menang ” (QS. Al Maidah: 55).

Ath Thabari dalam Tafsirnya mengatakan:
ﻭﻳﻌﻨﻲ ﺑﻘﻮﻟﻪ ”: ﻓﺈﻥ ﺣﺰﺏ ﺍﻟﻠﻪ ” ، ﻓﺈﻥ ﺃﻧﺼﺎﺭ ﺍﻟﻠﻪ
“yang dimaksudkan dalam firmannya ‘ Sesungguhnya hizbullah itu… ‘
adalah ‘sesungguhnya para pembela Allah itu… ‘” ( Tafsir Ath Thabari ,
10/428)

2. Al fariq; al firqah , artinya kelompok agama; sekte; aliran.
Sebagaimana dalam ayat:
ﻓَﺘَﻘَﻄَّﻌُﻮﺍ ﺃَﻣْﺮَﻫُﻢْ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺯُﺑُﺮًﺍ ﻛُﻞُّ ﺣِﺰْﺏٍ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺪَﻳْﻬِﻢْ ﻓَﺮِﺣُﻮﻥَ
“ Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama
mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap hizb
merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-
masing) ” (QS. Al Mu’minun: 53).

Ath Thabari dalam Tafsirnya mengatakan:
ﻭﻗﻮﻟﻪ : ‏(ﻛُﻞُّ ﺣِﺰْﺏٍ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺪَﻳْﻬِﻢْ ﻓَﺮِﺣُﻮﻥَ ‏) ﻳﻘﻮﻝ : ﻛﻞ ﻓﺮﻳﻖ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﻣﻢ، ﺑﻤﺎ ﺍﺧﺘﺎﺭﻭﻩ
ﻷﻧﻔﺴﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﻜﺘﺐ، ﻓﺮﺣﻮﻥ ﻣﻌﺠﺒﻮﻥ ﺑﻪ، ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﻖّ ﺳﻮﺍﻩ .
“firman Allah ‘Tiap-tiap hizb merasa bangga dengan apa yang ada
pada sisi mereka’ artinya setiap kelompok agama dari umat tersebut
merasa bangga dan ujub dengan agama dan kitab yang mereka pilih.
Mereka tidak melihat bahwa kebenaran bisa jadi dari selain
mereka” ( Tafsir Ath Thabari, 19/42).

3. Al Jundu wal atba’ wal ash-hab , artinya tentara atau pengikut atau
golongan.
Sebagaimana dalam ayat:
ﺍﺳْﺘَﺤْﻮَﺫَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻓَﺄَﻧْﺴَﺎﻫُﻢْ ﺫِﻛْﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺣِﺰْﺏُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺃَﻟَﺎ ﺇِﻥَّ ﺣِﺰْﺏَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻫُﻢُ
ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮُﻭﻥَ
“ Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi ” (QS. Al
Mujadalah: 19).
Dalam Tafsir Jalalain disebutkan:
ﺃﻭﻟﺌﻚ ﺣﺰﺏ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ” ﺃﺗﺒﺎﻋﻪ ”
“‘ mereka itulah hizbus syaitan’ maksudnya: pengikut setan”

4. Al wali, artinya wali yaitu orang yang dicenderungi untuk diberikan
kasih sayang.
Sebagaimana dalam ayat:
ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻛَﺘَﺐَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢُ ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥَ ﻭَﺃَﻳَّﺪَﻫُﻢْ ﺑِﺮُﻭﺡٍ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻳُﺪْﺧِﻠُﻬُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟْﺄَﻧْﻬَﺎﺭُ
ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﺿُﻮﺍ ﻋَﻨْﻪُ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺣِﺰْﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“ Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam
hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah
ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah hizbullah” (QS. Al Mujadalah:
22).

Ath Thabari menjelaskan:
‏( ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺣِﺰْﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏) ﻳﻘﻮﻝ : ﺃﻭﻟﺌﻚ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﺬﻩ ﺻﻔﺘﻬﻢ ﺟﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻭﻟﻴﺎﺅﻩ
“‘ Mereka itulah hizbullah‘ maksudnya mereka adalah orang-orang
yang demikian sifatnya, mereka itu tentara Allah dan wali
Allah ” ( Tafsir Ath Thabari , 23/258) 1.

5. Kelompok yang berfanatik golongan yang memerangi kebenaran.
Sebagaimana dalam ayat:
ﻳﺎ ﻗﻮﻡ ﺇﻧﻲ ﺃﺧﺎﻑ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﺜﻞ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ
“ Dan orang yang beriman itu berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku
khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran
ahzab’ ” (QS. Al Mu’min: 30).

Dalam Lisaanul Arab disebutkan:
ﻭﺍﻷَﺣْﺰﺍﺏُ : ﺟُﻨﻮﺩُ ﺍﻟﻜُﻔَّﺎﺭ، ﺗﺄَﻟَّﺒﻮﺍ ﻭﺗﻈﺎﻫﺮﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺣِﺰﺏْ ﺍﻟﻨﺒﻲّ، ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠّﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻫﻢ :
ﻗﺮﻳﺶ ﻭﻏﻄﻔﺎﻥ ﻭﺑﻨﻮ ﻗﺮﻳﻈﺔ
“ Ahzab adalah pasukan kuffar yang menentang pengikut Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam , yaitu kaum Quraisy, Ghathafan dan Bani
Quraizhah”

Ibnu Sayyidihi mengatakan:
ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ ﻫﺎﻫﻨﺎ ﻗﻮﻡ ﻧﻮﺡ، ﻭﻋﺎﺩ، ﻭﺛﻤﻮﺩ، ﻭﻣﻦ ﺃﻫﻠﻚ ﺑﻌﺪﻫﻢ
“ahzab dalam ayat ini adalah kaum Nuh, kaum Ad, kaum Tsamud
dan kaum-kaum yang binasa setelah mereka” ( Al Muhkam wal
Muhith Al A’zham , 3/231).

Syaikh As Sa’di mengatakan:
ﺍﻷﺣْﺰَﺍﺏِ ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻷﻣﻢ ﺍﻟﻤﻜﺬﺑﻴﻦ، ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺗﺤﺰﺑﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﺒﻴﺎﺋﻬﻢ، ﻭﺍﺟﺘﻤﻌﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺎﺭﺿﺘﻬﻢ
“ Al ahzab yaitu kaum yang mendustakan kebenaran, mereka
berkelompok-kelompok menentang dan melawan Nabi
mereka” ( Taisir Karimirrahman , 736).

Makna yang terakhir inilah yang kita maksudkan dalam pembahasan kita
ini. Maka hizbiyyah adalah sikap ta’ashub (fanatik golongan) seseorang
terhadap suatu tokoh, atau terhadap kelompoknya, atau golongannya,
dalam akidah, pemikiran dan perbuatan mereka yang bertentangan
dengan kebenaran.

Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali mengatakan: “setiap yang menyelisihi
manhaj salaf maka ia adalah ahzab yang sesat. Hizbiyyah tidak ada
persyaratannya. Allah menamai umat terdahulu sebagai ahzab dan
menamai kaum Quraisy sebagai ahzab karena mereka berkumpul
bersama dengan yang sepaham dengan mereka untuk menentang
Rasulullah. Padahal mereka tidak memiliki organisasi atau apapun. Maka
adanya organisasi bukanlah syarat dari hizbiyyah . Jika hizb tersebut diatur
oleh sebuah organisasi maka lebih bertambah lagi hizbiyyah -nya. Fanatik
kepada suatu pemikiran tertentu yang bertentangan dengan Al Qur’an dan
As Sunnah, lalu loyal dan saling mencintai karena pemikiran tersebut,
inilah yang disebut tahazzub (hizbiyyah) . Inilah tahazzub walaupun tidak
terorganisir. Membangun suatu pemikiran yang menyimpang lalu
mengumpulkan manusia dalam pemikiran tersebut, inilah hizbiyyah , baik
terorganisir ataupun tidak. Selama mereka berada dalam satu pemikiran
yang menyelisihi Al Qur’an dan As Sunnah, inilah hizbiyyah ” 2 .

Syaikh Yahya Al Hajuri menjelaskan: “ Hizbiyyah adalah orang-orang yang
cakupan wala wal bara’-nya sempit. Terbatas hanya pada orang-orang
yang bersama mereka saja, tanpa berpegang teguh kepada Al Qur’an dan
As Sunnah. Hizbiyyun adalah setiap yang menentang Ahlussunnah. Setiap
yang menentang Ahlussunnah maka pada dirinya, sesuai
penyimpangannya, terdapat kadar bid’ah dan kadar hizbiyyah ” 3.

Sikap kita: Jauhilah hizbiyyah!

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan:
“wajib bagi para penuntut ilmu agar melepaskan diri dari bergolong-
golongan dan juga hizbiyyah yaitu mengikat wala dan bara‘ kepada suatu
kelompok tertentu atau aliran tertentu. Tidak diragukan lagi bahwa
hizbiyyah bertentangan dengan manhaj salaf . Salafus shalih tidak ada
beberapa kelompok, melainkan mereka hanya 1 kelompok saja.

Di bawah
naungan firman Allah ‘ azza wa jalla :
ﻫُﻮَ ﺳَﻤَّﺎﻛُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ
“ Allah lah yang menamakan kalian sebagai Muslimin dari dahulu ” (QS. Al
Hajj: 78)

Tidak ada hizbiyyah dan tidak ada berkelompok-kelompok. Tidak ada
loyalitas dan saling mencintai kecuali sesuai dengan apa yang datang dari
Al Qur’an dan As Sunnah.

Misalnya sebagian manusia ada yang ber- hizbiyyah pada kelompok
tertentu, mereka mengikrarkan pemikiran kelompok tersebut sebagai
manhaj mereka dan untuk melegalkan hal itu mereka berdalil dengan
dalil-dalil yang justru sebenarnya menentang mereka. Mereka membela
orang-orang yang berada dalam kelompok tersebut dan menyesatkan yang
di luar kelompok walaupun yang di luar kelompok tersebut lebih dekat
kepada kebenaran. Mereka memiliki slogan: “ yang tidak bersamaku, maka
itu musuhku“.

Ini adalah slogan yang hina. Karena sesungguhnya ada
penengah yang benar antara kedua sisi tersebut. Jika mereka
bertentangan denganmu namun di atas kebenaran, maka pada hakikatnya
ia bersamamu.
Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ﺍﻧﺼﺮ ﺃﺧﺎﻙ ﻇﺎﻟﻤًﺎ ﺃﻭ ﻣﻈﻠﻮﻣًﺎ
“ tolonglah saudaramu yang zhalim dan terzalimi ”
Menolong orang yang zalim adalah dengan mencegahnya berbuat zalim.

Maka tidak ada hizbiyyah dalam Islam. Oleh karena itu ketika muncul
banyak hizb di tengah kaum Muslimin, bermacam-macam manhaj,
berpecah-belah umat, jadilah mereka saling menyesatkan satu-sama-lain,
saling memakan bangkai saudaranya yang lain, maka mereka akan
menemui kelemahan.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋُﻮﺍ ﻓَﺘَﻔْﺸَﻠُﻮﺍ ﻭَﺗَﺬْﻫَﺐَ ﺭِﻳﺤُﻜُﻢْ
“ dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu ” (QS. Al Anfal: 46).

Oleh karena itu kita dapati sebagian penuntut ilmu yang belajar kepada
salah seorang Syaikh. Kemudian ia membela Syaikh tersebut, baik dalam
kebenaran maupun dalam kebatilan.

Menentang yang selainnya dan
membid’ahkan yang selain mereka. Ia lalu memandang bahwa Syaikh-nya
tersebut adalah orang yang alim dan mushlih , sedangkan Syaikh yang lain
itu jahil dan mufsid . Ini adalah sebuah kesalahan besar. Bahkan yang
wajib adalah mengambil perkataan yang sesuai dengan Al Qur’an dan As
Sunnah serta pendapat para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ” 4.

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan pernah ditanya: “apakah hizbiyyah itu
haram secara dzatnya atau dibolehkan karena adanya sebab lain?” Beliau
menjawab: “Berpecah-belah itu tidak diperbolehkan, baik ia dinamakan
hizbiyyah atau bukan hizbiyyah .

Perpecahan itu tercela dan dilarang oleh
Allah dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam . Allah dan Rasul-Nya
memerintahkan untuk bersatu padu. Maka berpecah-belah itu tidak
diperbolehkan, baik ia dinamakan hizbiyyah atau bukan” 5.

Al Imam Al Albani rahimahullah ditanya: “apa hukum hizbiyyah dan ahzab
dalam Islam?”.

Beliau menjawab: “kami katakan dengan tegas bahwa
kami memerangi hizbiyyah . Karena hizbiyyah ini akan menerapkan apa
yang difirmankan oleh Allah Tabaaraka wa Ta’ala :
ﻛُﻞُّ ﺣِﺰْﺏٍ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺪَﻳْﻬِﻢْ ﻓَﺮِﺣُﻮﻥَ
‘ Tiap-tiap hizb merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka
(masing-masing) ‘
dan karena hizbiyyah tentu akan memecah belah persatuan kaum
Muslimin, dan akan menambahkan kelemahan mereka yang saat ini
sudah lemah. Maka semakin bertambahkan kelemahan.
Maka tidak ada hizbiyyah dalam Islam. Yang ada hanya satu hizb yang
dinyatakan dalam Al Qur’an.
ﺃَﻟَﺎ ﺇِﻥَّ ﺣِﺰْﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥ
“ ketahuilah sesungguhnya hizbullah itu adalah orang-orang yang
beruntung ”
Namun siapa hizbullah itu? Mereka adalah jama’ah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam . Semakin seorang Muslim di zaman ini
mendekati petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan manhaj
para sahabat sebagaimana dalam hadits firqatun najiyyah, maka ia
semakin dalam keamanan. Demikian juga sebaliknya. Dan ini
membutuhkan kepada ilmu tentang Al Qur’an dan As Sunnah. Dan inilah
(ilmu) timbangan yang pasti bagi setiap Muslim yang berakal agar ia
terlepas dari hizbiyyah yang buta dan dari hawa nafsu. Dan hendaknya
setiap Muslim mengetahui bahwa tidak ada jalan lain untuk mengenali
manhaj para sahabat Nabi kecuali dengan ilmu. Dan orang-orang yang
berada dalam kelompok-kelompok Islam atau kelompok-kelompok yang
lain semakin mereka dekat kepada ilmu Al Qur’an dan As Sunnah, maka
ia semakin kuat perkataannya dan semakin benar petunjuknya. Demikian
pula sebaliknya.
Oleh karena itu, hendaknya kita menuntut ilmu yang shahih. Karena ilmu
ini yang akan membawa kita kepada jalan firqatun najiyyah. Adapun yang
selain ilmu, tidak akan bisa mengantarkan kepada firqatun najiyyah
selamanya-lamanya” 6.

Wallahu waliyut taufiq was sadaad.
***
Penyusun: Yulian Purnama
Sumber: https://muslim.or.id/27829-bagaimana-sikap-kita-terhadap-hizbiyyah.html

Comments

Popular posts from this blog

Anfiq unfiq alaik(a)

APAKAH MUNTAH BISA MEMBATALKAN PUASA

ENGKAU DAN HARTAMU ADALAH MILIK AYAHMU