BARANGSIAPA YANG TIDAK PUNYA GURU, MAKA GURUNYA ADALAH SETAN??

Barangsiapa yang Tidak Punya Guru, Maka Gurunya adalah Setan

Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah pernah mengomentari perkataan tersebut sebagai berikut :

ﺃﻣَّﺎ ﻗﻮﻟُﻬﻢ : " ﻣَﻦ ﻻ ﺷﻴﺦَ ﻟﻪ؛ ﻓﺸﻴﺨُﻪ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ " ؛ ﻓﻬﺬﺍ ﺑﺎﻃﻞ، ﻣﺎ ﻟﻪ ﺃﺻﻞ، ﻭﻟﻴﺲ ﺑﺤﺪﻳﺚ . ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﺘَّﺒﻊ ﻃﺮﻕ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﺨﺎﻟﻔﺎً ﻟﻠﺸﺮﻉ، ﺑﻞ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﺘﺒﻊ ﺍﻟﺮَّﺳﻮﻝ - ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ - ﻭﺃﺻﺤﺎﺑَﻪ - ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﺃﺭﺿﺎﻫﻢ - ﻭﻣَﻦ ﺗَﺒِﻌﻬﻢ ﺑﺈﺣﺴﺎﻥ، ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻚ، ﻭﻓﻲ ﺩﻋﺎﺋﻚ، ﻭﻓﻲ ﺳﺎﺋﺮ ﺃﺣﻮﺍﻟﻚ . ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺟﻞَّ ﻭﻋﻼ } :- ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ { ‏[ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 21 ‏] . ﻭﻳﻘﻮﻝ - ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ } :- ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻘُﻮﻥَ ﺍﻷَﻭَّﻟُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮِﻳﻦَ ﻭَﺍﻷَﻧﺼَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﺒَﻌُﻮﻫُﻢ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺭَّﺿِﻲَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﺿُﻮﺍْ ﻋَﻨْﻪُ {.. ﺍﻵﻳﺔ ‏[ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ : 100 ‏] . ﻓﺄﻧﺖ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﺘﺒﻌﻬﻢ ﺑﺈﺣﺴﺎﻥ ﺑﺎﺗِّﺒﺎﻉ ﺍﻟﺸَّﺮﻉ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﺎﺀ ﺑﻪ ﺍﻟﻨَّﺒﻲُّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ - ﻭﺍﻟﺘَّﺄﺳِّﻲ ﺑﻬﻢ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﺣﺪﺛﻬﺎ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﻏﻴﺮ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ . ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﺴﺘﻌﺎﻥ

“Adapun perkataan mereka (yaitu Shuufiyyah – Abul-Jauzaa’ ) : ‘barangsiapa yang tidak punya guru (syaikh), maka gurunya adalah setan’ ; maka perkataan ini adalah bathil.

Tidak ada asalnya. Bukan pula hadits. Tidak boleh bagimu untuk mengikuti jalan seorang syaikh apabila ia menyelisihi syari’at.

Bahkan wajib bagimu untuk mengikuti Rasul
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para shahabatnya radliyallaahu ‘anhum , dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dalam shalatmu, doamu, dan seluruh keadaanmu.

Allah ‘azza wa jalla berfirman : ‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu’ (QS. Al-Ahzaab : 21).

Allah subhaanahu wa ta’ala juga berfirman : ‘ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik ’ (QS. At-Taubah : 100).

Maka wajib bagimu untuk mengikuti mereka dengan baik, dengan mengikuti syari’at yang dibawa oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; serta mencontoh mereka dalam hal tersebut. Juga wajib bagimu untuk tidak berbuat bid’ah yang diada-adakan oleh Shuufiyyah dan non-Shuufiyyah.

Wallaahul-musta’aan ” [selesai].
[dikutip dan diterjemahkan oleh Abul-Jauzaa’ dari bagian fatwa beliau rahimahullah yang ada di sini – sardonoharjo, ngaglik, sleman, yk - 12052012].

http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/05/barangsiapa-yang-tidak-punya-guru-maka.html?m=1

Comments

Popular posts from this blog

Anfiq unfiq alaik(a)

ENGKAU DAN HARTAMU ADALAH MILIK AYAHMU

APA SAJA YANG BOLEHKAN UNTUK DILIHAT PADA WANITA YANG DIPINANG