PANDUAN WUDHU PRAKTIS

PANDUAN WUDHU PRAKTIS
,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Risalah berikut akan menerangkan bagaimana tata cara wudhu
sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga bemanfaat.
,
PERTAMA:
Jika seorang muslim hendak berwudhu, terlebih dahulu ia berniat
dalam hatinya.
,
KEDUA:
Mengucapkan ‘bismillah’ karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
,
“Tidak ada wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah”. (HR.
Abu Daud no. 102, Tirmidzi no. 5, Ibnu Majah no. 397, dan
Ahmad 3: 41).
,
Namun jika lupa, maka tidak ada kewajiban apa-apa.
,
KETIGA:
Mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali sebelum memulai
wudhu.
,
KEEMPAT:
Berkumur-kumur lalu mengeluarkannya dan dilanjutkan dengan
memasukkan menghirup air dalam hidung (istinsyaq). Lalu
mengeluarkan air dari hidung (istintsar) Hendaklah sungguh-
sungguh menghirup air ke dalam hidung kecuali jika dalam
keadaan berpuasa.
CATATAN: Berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung
dilakukan melalui satu cidukan, tidak mengambil air untuk mulut
sendiri dan hidung sendiri. Demikianlah praktek Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
,
KELIMA:
Mencuci wajah.
Batasan wajah adalah tempat tumbuhnya rambut kepala hingga
dau dan dari telinga hingga telinga. Begitu pula rambut yang ada
pada wajah, tetap dicuci meskipun tidak lebat, termasuk pula
menyela-nyela jenggot.
,
KEENAM:
Mencuci kedua tangan hingga siku, karena Allah Ta’ala berfirman,
,
“Dan basuhlah tanganmu sampai dengan siku” (QS. Al Maidah: 6).
,
KETUJUH:
Mengusap kepala disertai telinga sekali. Mengusap kepala dimulai
dari depan, kemudian diusap ke belakang sampai ke tengkuk, lalu
dibalikkan ke depan. Kemudian dilanjutkan dengan mengusap
kedua telinga dengan air yang tersisa dari mengusap kepala.
,
KEDELAPAN:
Mencuci kedua kaki disertai mata kaki. Allah Ta’ala berfirman,
,
“Dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al
Maidah: 6)
,
KESEMBILAN:
Membaca do’a setelah berwudhu:
,
Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu
anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. (HR. Muslim no. 234)
,
Allahummaj’alni minat tawwaabiina, waj’alnii minal
mutathohhiriin. (HR. At-Tirmidzi no. 55. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwahadits ini shahih).
,
Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta,
astaghfiruka wa atuubu ilaik. (HR. An-Nasai dalam ‘Amalul Yaumi
wal Lailah, halaman 173
dan lihat Irwa’ul Ghalil, 1: 135 dan 2: 94))
,
ARTINYA:
[Aku bersaksi, bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku
bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.
Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi,
bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau,
aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu]
,
SUNNAH-SUNNAH WUDHU
,
1. Bersiwak.
2. Mencuci tangan tiga kali di awal wudhu.
3. Berkumur-kumur tiga kali.
4. Memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan
mengeluarkannya (istintsar) tiga kali.
5. Memasukkan air dalam hidung dengan tangan kanan dan
mengeluarkannya dengan tangan kiri.
6. Menyela-nyela jenggot.
7. Menyela-nyela jari jemari.
8. Mencuci atau membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali-
tiga kali, kecuali ketika mengusap kepala dilanjutkan telinga cukup
sekali sebagaimana terdapat dalam banyak riwayat yang
menerangkan hal ini.
9. Memulai mencuci yang kanan kemudian yang kiri.
10. Menggosok-gosok anggota wudhu.
11. Mengusap setiap anggota wudhu secara muwalah, tidak ada
selang waktu yang lama.
12. Mengusap telinga dengan cara jari telunjuk mengusap bagian
dalam dan jari jempol mengusap bagian luarnya.
13. Hemat dan sederhana dalam menggunakan air.
14. Berdo’a setelah wudhu. Dan perlu diingat bahwa tidak ada do’a
khusus yang dibaca ketika membasuh setiap anggota
wudhu.
15. Melaksanakan shalat dua raka’at setelah wudhu.
,
Wallahu waliyyut taufiq.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
,
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan
sahabatnya.
,
Referensi:
Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq. Hisnul Muslim, Syaikh Sa’ad bin Wahf
Al Qohthoni.
Shahih Fiqih Sunnah, Abu Malik.

Comments

Popular posts from this blog

Anfiq unfiq alaik(a)

APAKAH MUNTAH BISA MEMBATALKAN PUASA

ENGKAU DAN HARTAMU ADALAH MILIK AYAHMU