SEPAKAT ULAMA DIMANA ALLAH

Sepakat Ulama tentang Di Mana Allah

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc 27 September 2015
Barangkali ada yang bertanya, di mana Allah? Allah di atas sana, di atas langit, di atas semua makhluk-Nya.

Jawaban di atas menjadi kata ganti ulama.

Para ulama telah menyetujui Allah yang tinggi di atas 'Arsy-Nya. Allah berada di ketinggian di atas langit sana, bukan berada di muka bumi. Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, bukan di mana-mana.

Berikut kami buktikan keyakinan di atas berdasarkan kata para para ulama.

 

1 - Kata Ijma 'Ulama

'Abdurrahman bin Abi Hatim mengatakan, ayahku menceritakan kepada kami, dia mengatakan aku diceritakan dari Sa'id bin' Amir Adh Dhuba'i sedang berbicara mengenai Jahmiyah. Dia mengatakan,

الجهمية فقال هم شر قولا من اليهود والنصارى قد إجتمع اليهود والنصارى وأهل الأديان مع المسلمين على أن الله عزوجل على العرش وقالوا هم ليس على شيء

"Jahmiyah lebih jelek dari Yahudi dan Nashrani. Telah diketahui yahudi dan yahudi lainnya bersama kaum muslimin bersepakat 'azza wa jalla menetap tinggi di atas' Arsy. Sementara Jahmiyah, mereka mengatakan bahwa Allah tidak di atas sesuatu pun. "(Lihat Al-'Uluw li Al-'Aliyyi Al-Ghaffar , hlm 157 dan Mukhtashor Al 'Uluw , hlm 168)

 

2 - Sepakat Ulama Madzhab

Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat karena Allah menetap tinggi di atas makhluk-Nya.

Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar ,

من انكر ان الله تعالى في السماء فقد كفر

"Barangsiapa yang mengingkari milik Allah di atas langit, maka dia kafir." (Lihat Itsbatu Shifat Al- 'Uluw , Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)

Imam Malik bin Anas mengatakan,

الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء

"Allah berada di atas langit. Dimana ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu yang terlepas dari ilmu-Nya. "(Lihat Al-'Uluw li Al-'Aliyyi Al-Ghaffar , hlm. 138)

Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya Di Taimi, Ja'far bin 'Abdillah, dan para ulama lainnya, mereka mengatakan, "Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, dia berkata:" Wahai Abu' Abdillah (Imam Malik), Allah Ta'ala berfirman ,

الرحمن على العرش استوى

" Allah menetap tinggi di atas 'Arsy ." (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana dengan Allah beristiwa '(menetap tinggi)? "Dikatakan," Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu yang telah terjadi pada orang tersebut. Uratnya pun naik dan orang itu pun terdiam. "Kecemasannya pun pudar, lalu beliau mengatakan,

الكيف غير معقول والإستواء منه غير مجهول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة وإني أخاف أن تكون ضالا

"Hakekat dari istiwa 'tidak mungkin terjadi, namun istiwa' Allah tau maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa 'adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa 'adalah bid'ah. Aku khawatir dengan orang sesat. "Kemudian orang yang diperintah untuk keluar. (Lihat Al-'Uluw li Al-'Aliyyi Al-Ghaffar , hlm. 378)

Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataannya sama dengan robi'ah yang pernah kita sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.

Imam Syafi'i mengatakan ,

القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد

"Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini dipercaya oleh Sufyan, Malik dan selainnya:" Kami tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun menipu Muhammad adalah utusan Allah. "Lalu Imam Asy Syafi'i mengatakan," Sesungguhnya Allah berada di atas 'Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun begitulah Allah yang dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki . Allah Ta'ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya. "Kemudian dia rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i'tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-'Uluw , hlm. 123-124)

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, "Apa makna firman Allah,

وهو معكم أين ما كنتم

" Dan Allah bersama kamu dimana saja kamu berada ." (QS Al-Hadid: 4)

ما يكون من نجوى ثلاثة إلا هو رابعهم

" Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, meluncur Dia-lah yang terjatuhnya ." (QS Al-Mujadilah: 7)

Yang dimaksud dengan kebersamaan itu adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah mencakup segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas 'Arsy, tanpa batas dengan ruang, tanpa batasan dengan bentuk. Kursi-Nya mencakup langit dan bumi. Kursi-Nya pun mencakup langit dan bumi. "

Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau mengatakan,

قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته على العرش و لايخلو منه مكان

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, "Apakah Allah 'azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas' Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?" Imam Ahmad pun menjawab, "Betullah. Allah berada di atas 'Arsy-Nya, setiap tempatitatif lepas dari ilmu-Nya. "(Lihat Itsbatu Shifat Al-'Uluw , hlm. 116)

 

3- Didukung oleh 1000 Dalil

Ahmad bin Abdul Halim Al-Harani (yang dikenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) mengatakan,

قال بعض أكابر أصحاب الشافعي: في القرآن "ألف دليل" Belum diperingkat وقال غيره: فيه "ثلاثمائة" دليل تدل على ذلك

"Sebagian ulama besar Syafi'iyah mengatakan dalam Al-Qur'an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas makhluk-Nya. Mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini. "( Majmu'ah Al-Fatawa , 5: 121)

Yang namanya ijma 'atau kata kesepakatan ulama seperti yang kita nukilkan sudah menjadi dalil kuat saat berada di atas' Arsy-Nya, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Siapa yang menyelisihi akidah ini, dialah yang keliru.

Karena dalam ayat hadits,

إن أمتى لا تجتمع على ضلالة

" Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan. "(HR Ibnu Majah no 3950)

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

-

Sumber : https://rumaysho.com/11958-sepakat-ulama-tentang-di-mana-allah.html

Comments

Popular posts from this blog

Anfiq unfiq alaik(a)

APAKAH MUNTAH BISA MEMBATALKAN PUASA

ENGKAU DAN HARTAMU ADALAH MILIK AYAHMU